Melepas Masa Lalu, Meraih Masa Depan



“Hidup harus terus berjalan.” 

I

Mari berkhayal sejenak. Bayangkan sebuah buku tua yang halaman-halamannya penuh dengan coretan dan catatan kecil. Setiap coretan adalah sebuah kenangan, sebuah momen yang pernah singgah dalam hidup kita. Ada coretan yang indah, penuh warna, dan memancarkan kehangatan. Namun, ada pula coretan yang samar, bahkan terkadang menyakitkan.

Kenangan masa lalu bagiku adalah harta karun yang tak ternilai. Ia membentuk siapa kita saat ini. Namun, kita perlu bijak dalam menyikapinya. Terlalu larut dalam nostalgia bisa membuat kita terjebak di masa lalu dan sulit untuk melangkah maju. 

Sebaliknya, melupakan masa lalu sama sekali juga tidak sehat. Yang penting adalah kita bisa belajar dari pengalaman masa lalu dan menggunakannya sebagai bekal untuk menghadapi masa depan.


II

Seperti sebuah buku yang sudah selesai kita baca. Kita tidak bisa mengubah isi buku itu, tetapi kita bisa memilih untuk menutup buku itu dan membuka buku baru. Buku baru yang berisi cerita tentang harapan, mimpi, dan tujuan hidup kita.

Melepaskan masa lalu bukanlah berarti melupakan. Melainkan, menerima bahwa masa lalu adalah bagian dari hidup kita dan belajar dari pengalaman yang telah kita lalui. Dengan melepaskan masa lalu, kita memberikan ruang bagi hal-hal baru untuk masuk ke dalam hidup kita. 

Bagi saya, itu adalah suatu pelajaran yang berharga. Terima kasih angin yang berembus ketika dulu, waktu yang menyertainya, dan kau juga, yang hadir bersama semua kejadian. Baik dan buruknya.


III

Bayangkan kamu sedang membawa sebuah ransel yang sangat berat. 

Ransel itu berisi semua beban dan penyesalan dari masa lalu. Semakin lama kamu membawa ransel itu, semakin berat langkahmu. Saatnya untuk meletakkan ransel itu dan berjalan dengan ringan.

Begitulah pemikiranku saat ini. Kutuliskan catatan kenangan, untuk masa yang telah berlalu dan masa yang akan datang.

Doaku akan selalu menyertai kalian.



IV

Barangkali kau membaca catatanku ini atas sebuah kebetulan. Tapi, aku selalu percaya.... selalu akan ada makna dari setiap ketidaksengajaan itu. 

Terima kasih, atas perhatianmu wahai pembaca yang berbaik hati; telah mendengarkan keluhanku. Walau mungkin kita tidak saling kenal dekat. Perhatianmu berkesan bagiku.

— 13 Agustus 2024,

Malam renungan perjalananku di Karanganyar


Komentar